Kapitalisasi Pasar Properti sama dengan 6 % Gabungan 9 Sektor Industri Rp251 Triliun

0

Bisnis di sektor properti, sekalipun kondisinya tahun 2019 belum maksimal. Tetapi menariknya justru di tahun 2020 mendatang, besarnya  kapitalisasi pasarnya cukup tinggi. Nilainya bisa mencapai Rp251 triliun atau sebanding dengan 6% total kapitalisasi 9 sektor  industri unggulan yang ada di  Indonesia.

Sifat bisnisnya yang tidak akan pernah mati, karena sektor properti erat kaitannya dengan kebutuhan dasar manusia yaitu penyediaan hunian yang layak. Maka wajar jika dari tahun ke tahun, pergerakan bisnis properti selalu terlihat atraktif.  Hal itu terbukti dari kondisi pasar yang di prediksi nilainya bisa menyamai  besarnya 6 persen dari gabungan 9 sektor industri yang ada di tanah air  sebut saja misalnya : sektor keuangan, konsumsi, infrastruktur, transportasi, perdagangan dan juga investasi. Masih di  tambah beberapa sektor lain seperti industri kimia dasar dan kimia, pertambangan, pertanian  dan industri lainnya.

Menariknya bisnis di sektor properti memang tidak terlepas dari banyaknya kaitan bisnis ini dibanding dengan bisnis lainnya. Dimana ketika kita bicara soal bisnis properti maka  kaitannya bisa terdiri dari industri konsultansi seperti  industri arsitektur, interior desain, lighting dan beberapa  industri konsultansi lainnya. Hal itu masih di tambah dengan dukungan industri lain seperti industri konstruksi atau kontraktor juga produsen dan industri bahan bangunan. Serta adanya sektor atau industri jasa lain seperti industri perbankan, asuransi, manajemen, dan beberapa industri lainnya.

Terkaitnya beberapa sektor industri dalam satu lingkungan bisnis di bisnis properti memang mengandung beberapa hal menarik. Seperti yang disampaikan oleh Handri Kosada, CEO Barantum. (1) Bisnis  properti adalah bisnis yang mengutamakan kepuasan customer, sehingga ketika perusahaan mampu memberikan kepuasan untuk customernya maka sudah pasti customer ini akan menjadi loyal customer bagi perusahaan  yang bersangkutan.  (2) Kedua ada baiknya pelaku bisnis mulai mengoptimalkan pemanfaatan CRM (Customer Relationship Management). Implementasinya adalah, ketika perusahaan memiliki banyak klien baik dalam negeri ataupun luar negeri. Maka karakteristik dan potensi bisnis yang dimiliki oleh klien atau customer bisa di analisa lebih jauh. Sehingga potensi bisnis yang ada di sisi klien bisa di optimal-kan oleh perusahaan.

5 Tren Bisnis Membentuk Industri di Kawasan Asia Pasifik  

Tidak saja mengikuti tren yang ada di dalam negeri, ini juga menariknya bisnis properti. Karena keterkaitan  tren yang ada di regional dan international bisa mempengaruhi kondisi yang ada di dalam negeri. Itulah  kenapa, pelaku bisnis sektor properti ada baiknya juga mengamati apa  yang terjadi di  sekitar regional dan international dan salah satunya adalah coba mengamati apa yang terjadi di kawasan  Asia Pasifik.

Apa yang disampaikan  Handri Kosada sesuai dengan apa yang terjadi di kawasan Asia Pasifik , setidaknya ada 5 tren bisnis menurut Handri Kosada sejalan dengan kondisi yang ada. (1). Pertumbuhan aset-aset yang terkait dengan “ kehidupan” . (2) Pengembangan ruang kerja yang fleksibel untuk menarik bakat. (3). Bertambah banyaknya pusat logistic dan data (4). Terjadinya perubahan terhadap eksposur utang dan (5). Evolusi kota pintar.

Dari 5 tren bisnis yang ada, setidaknya ada 2 point yang sejalan dengan statement yang dijelaskan oleh Handri Kosada. Pertama soal bertambahnya pusat logistic dan data, karena ini terkait dengan bisnis e-commerce. Maka sudah pasti kebutuhan perusahaan akan adanya aplikasi CRM semakin tinggi. Hal itu dikarenakan ada beberapa fungsi atau keunggulan dari CRM yang bisa memaksimalkan potensi bisnis dari e-commerce. Kedua soal pengembangan kota pintar, jika kondisi ini di wujudkan maka sudah pasti kebutuhan akan perlunya meningkatkan sistem dan aplikasi berbasis teknologi semakin meningkat. Dan salah satu aplikasi yang bisa mengakomodir kebutuhan itu adalah CRM dan Call Center.

Dan untuk semakin membuktikan bahwa sektor properti dengan segala keunggulannya menarik minat pebisnis asing adalah seperti dijelaskan sebagai berikut : Kondisi melambatnya perekonomian yang terjadi di dua negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia yaitu China dan India. Itulah salah satu alasan kenapa pelaku asing tertarik untuk masuk ke Indonesia.  Dengan besarnya jumlah penduduk yang ada di Indonesia serta stabilnya pertumbuhan ekonomi yang berada di level 6% per tahun. Itulah salah satu alasan kenapa Indonesia cukup menarik.  Dan hingga pada akhirnya tercatat ada beberapa negara yang cukup  tertarik untuk bisa masuk ke Indonesia dengan segala potensi bisnisnya untuk mengembangkan bisnis properti di negara yang saat ini berpenduduk 267 juta jiwa yaitu : Hongkong, Australia dan Selandia Baru. JIka anda ingin tahu lebih jauh ikuti terus Infokonstruksi

Leave A Reply

Your email address will not be published.