Strategi Memenangkan Bisnis Retail di Era New Normal dengan Integrasi Teknologi CRM & Call Center

0

Persaingan dalam bisnis ritel memang cukup menarik.  Tidak saja pemain ritel besar, tapi pemain ritel kecilpun akan mengalami nasib seperti beberapa nama Ritel besar seperti : Debenhams, Lotus, 7 –Elevan dan saat ini sedang marak di perbincangkan. Serta yang saat ini sedang marak di perbincangkan adalah penutupan gerai Giant.

Setidaknya dari kondisi yang ada untuk gerai Giant yang tutup saat ini seperti : Giant Ekspress Cinere Mall Giant Ekspres Mampang Prapatan Giant Ekspres Pondok Timur Giant Ekstra Jatimakmur Giant Ekstra Wisma Asri Giant Ekstra Mitra 10 Cibubur. Itulah kondisi terkini dari ritel modern seperti Giant. Dimana terkait kondisi Giant yang saat ini sedang mengalami masalah, wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta menjelaskan bahwa  penutupan tersebut karena kerugian yang tidak bisa di tutup oleh pengelola Giant.

Memang bisnis ritel adalah bisnis yang memiliki banyak kaitan dengan pihak lain. Sehingga salah dalam melakukan strategi marketing maka kondisinya akan sama dengan beberapa ritel besar yang saat  ini sudah mulai banyak berguguran.

Sejatinya memang saat ini bisnis ritel sedang mengalami sebuah permasalahan besar.  Dimana jika kita mencoba melakukan analisa untuk menentukan permasalahan apa saja yang membelit sektor ritel.  Maka jawaban paling menarik dari masalah yang di hadapi pebisnis ritel hingga mengalami dampak paling buruk dari sebuah perusahaan yaitu terjadi kebangkrutan.

Dari begitu  banyak kendala dan masalah  yang banyak di hadapi oleh pelaku dalam bisnis ritel setidaknya ada beberapa kendala yang mendominasi masalah yang ada di perusahaan ritel.  1. Mengikuti permintaan konsumen yang berubah-ubah. 2.  Mempertahankan loyalitas  pelanggan 3. Mengelola komunitas internal  4. Meningkatkan kineja staff  5.  Berpacu dengan  era digital. 6. Menentukan solusi teknolog terbaik untuk industri retail.   Sehingga dengan begitu banyaknya kendala yang di hadapi pebisnis ritel, maka saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan beberapa terobosan bisnis yang akan memaksimalkan potensi di bisnis ritel yang ada di Indonesia.

Setidaknya dengan adanya beberapa hal positif yang bisa membawa dampak positif bagi perkembangan bisnis  ritel mampu membuat pebisnis ritel melakukan terobosan bisnis yang tepat. Pertama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di kisaran angka 5,07% adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang tertinggi setidaknya di kawasan Asean. Kedua komposisi  terbesar dari angka pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,07% sejatinya sektor konsumsi rumah tangga menduduki peringkat paling tinggi dari beberapa sektor  yang membuat angka pertumbuhan ekonominya berada diangka tersebut.  Dimana komposisi untuk konsumsi rumah tangga bisa mencapai 2,75%.

Sebenarnya masalah yang terjadi di sektor ritel, bukan semata menjadi tanggungjawab pelaku semata. Tapi masalah ini bisa menjadi  tanggungjawab pemerintah dan masyarakat sebagai pengguna dari bisnis tersebut.

Ambil contoh, untuk keterkaitan pemerintah dalam menanggulangi masalah yang saat ini sedang  terjadi. Masalah yang berhubungan dengan Peraturan Presiden No. 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Jika pemerintah kurang tepat dalam membuat kebijakan yang mengatur kondisi diatas, maka hal itu akan berdampak pada persaingan yang tidak sehat antara peritel besar, sedang dengan pasar tradisional.

Karena secara bisnis, ritel itu memiliki dua nafas seperti yang pernah di sampaikan oleh Roy N. Mande. Retail is detail dan Retail is expansion. Ritel harus detail, jadi harus benar-benar diperhatikan, mulai dari interior toko, merchandising, harga diskon. Kedua, retail is expansion. Kalau ritel tidak menambah toko atau ekspansi beragam produk, ritel ada di posisi yang flat. Pasalnya, ritel harus membayar Upah Minimum Provinsi (UMP) yang meningkat tiap tahunnya dan biaya-biaya lain.

APLIKASI CRM, STRATEGI JITU MEMAKSIMALKAN POTENSI PEBISNIS RETAIL

Adalah aplikasi CRM ( Customer Relationship Management ) sebuah aplikasi bisnis yang akan memberikan begitu banyak benefit untuk menyelesaikan masalah yang saat ini sedang di alami pebisnis ritel.

Permasalah yang saat ini mendominasi bisnis  ritel, seperti yang  telah di jelaskan diatas yaitu ada 6 potensi masalah : 1. Mengikuti permintaan konsumen yang berubah-ubah. 2.  Mempertahankan loyalitas  pelanggan 3. Mengelola komunitas internal  4. Meningkatkan kineja staff  5.  Berpacu dengan  era digital. 6. Menentukan solusi teknolog terbaik untuk industri retail.  Maka dengan pemanfaatkan aplikasi CRM dengan baik, maka ke-6 masalah tersebut bisa di selesaikan dengan baik dan benar.

Baik karena aplikasi ini memang memilliki fungsi kedalam dan keluar. Untuk kedalam bertujuan untuk merapihkan dan membuat semua laporan yang terkait dengan bisnis menjadi lebih sempurna. Keluar, aplikasi ini mampu mentrigger  “customer” atau pihak ketiga dari bisnis ritel dengan baik. Sehingga semua pihak akan merasa happy dengan pengaplikasian sistem CRM dalam sebuah bisnis ritel.

Contoh kongkit yang mungkin bisa kami sampaikan agar bisa menjadi penjelasan bagaimana sistem CRM mampu menjadi terobosan menarik untuk mengatasi masalah yang terjadi : Pertama CRM merupakan sebuah upaya strategis untuk meningkatkan mutu layanan serta membangun basis pelanggan agar tetap loyal dan menguntungkan perusahaan.  Jika CRM bisa di aplikasikan dengan baik maka sudah pasti perusahaan akan bisa meningkatkan omzet atau laba yang  ada dari sebelumnya.  Sehingga dengan terkonsepnya dengan baik seluruh pelanggan loyal yang dimiliki perusahaan maka kecil kemungkinan perusahaan akan mendapatkan kesulitas secara financial.


Kedua fungsi CRM akan mampu meningkatkan efisiensi operasional
perusahaan. Dimana otomatisasi dari aktivitas penjualan dan proses layanan dapat mengurangi resiko turunnya kualitas pelayanan dan mengurangi beban cash flow. Dan sebaiknya agar hasilnya bisa maksimal, maka pemanfaatan apikasi CRM ini perlu di kombinasikan antara pemanfaatan  teknologi web dan call center.  Sehinngga dengan memanfaatkan kedua fungsi tersebut maka kendala yang biasa terjadi yaitu hambatan birokrasi dan biaya serta proses administratif yang mungkin timbul dapat di hindari. JIka anda ingin lebih memahami teknologi yang bisa mendukung bisnis properti dan konstruksi bisa terus mengikuti artikel di Infokostruksi

Leave A Reply

Your email address will not be published.