Solo Kian Mengelora dengan Beragam Investasi di sektor Properti
Potensi Solo yang saat ini banyak di bidik oleh para pengembang nasional. Memang hal itu sesuai dengan perkembangan yang terjadi pada kota yang lokasinya cukup strategis di Jawa Tengah. Wajar jika pada akhirnya memasuki semester ke-2 tahun 2019, beragam jenis properti hadir dan menghiasi kota yang terkenal dengan kraton Surakarta Hadiningratnya.
Sejatinya melakukan investasi di kota Solo adalah sebuah pilihan terbaik. Bukan saja karena lokasi Solo yang berada cukup strategis dekat dengan Kota Jogjakarta dan Semarang. Tetapi lebih dari itu, ada beberapa hal yang membuat kota Solo memang layak menjadi salah satu alternatif pilihan terbaik investasi di Jawa Tengah.

Setidaknya ada beberapa hal yang mendukung kondusif-nya kota Solo sebagai lokasi salah satu terbaik di Jawa Tengah. (1) Kota Solo banyak terdapat pusat grosir, dengan kemudahan akses transportasi yang ada di dalamnya. Terkait dengan kemudahan akses transportasi, hal ini juga di dukung dengan dibukanya jalan tol baru. (2) Maraknya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah menjadikan Kota Solo potensi masa depan dalam bisnis properti. (3) Potensi Solo yang juga identik dengan pusat kerajinan batik, serta maraknya kebutuhan mahasiswa akan tersedianya hunian vertikal. Maka tidak heran jika saat ini beberapa pengembang mulai mengarahkan pengembangan bisnis propertinya di kota Solo.
Hal itu seperti di sampaikan oleh Novi Imelly yang tidak lain adalah CEO PT. Mulia Properti Indah. Dengan concern-nya pada pengembangan hunian vertikal. Pengembang satu ini mencoba masuk ke kalangan mahasiswa dan investor yang tertarik dengan hunian masa depan ini. Hingga pada akhirnya dengan semakin maraknya pembangunan properti yang ada di Solo menyebabkan pemerintah daerah mencoba mengarahkan lokasi pengembangannya ke wilayah Solo Utara.
Pilihan kawasan Solo Utara oleh pemerintah daerah, memang bukan tanpa alasan. Setidaknya dengan potensi market-nya yang cukup menarik di kawasan Solo utara dari mulai lokasinya yang dekat dengan pintu masuk jalan Tol Solo-Kertosono. Serta begitu banyaknya berdiri kampus-kampus terbaik yang ada di Kota Solo dari mulai UNS , ISI Surakarta hingga AK Tekstil. Ini membuktikan bahwa ke depan kawasan Solo utara bisa menjadi central bisnis properti terbaru di kawasan Kota Solo.
Maraknya pihak pengembang swasta yang terus mengembangkan kawasan Solo utara sebenarnya sejalan dengan apa yang menjadi harapan dari pemerintah setempat. Setidaknya dari apa yang disampaikan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP) Solo, Toto Amanto. Penjelasannya adalah bahwa saat ini Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ) Solo tengah melakukan kajian untuk pengembangan wilayah Solo bagian utara. Ke depan setelah analisa ini selesai, maka lokasi tersebut akan di tawarkan kepada pihak swasta yang secara paralel di kembangkan bersamaan dengan pembangunan infrastruktur yang mengarah ke kawasan Solo utara tersebut.
Berkembangnya kondisi yang ada di pasar properti Indonesia, dimana tren-nya adalah banyak investor baik lokal dan asing mulai masuk dan berencana mengembangkan proyeknya di Indonesia. Kondisi ini sejatinya sesuai dengan prediksi dan analisa yang di berikan oleh Real Estate Indonesia (REI). Dimana berdasarkan data yang berhasil dihimpunnya, hingga 3 tahun terakhir menunjukkan adanya total dana investasi yang akan di kucur-kan oleh pengembang asing mencapai angka yang cukup besar yaitu Rp105 triliun.
Pertama, kondisi membaiknya bisnis real estate yang di dasarkan pada fundamental demografi yang besar. Jika kondisi ini di hubungkan dengan jumlah penduduk Indonesia, jelas besarnya penduduk Indonesia yang berjumlah 267 juta jiwa (2019) adalah sebuah potensi bisnis yang menarik. Sehingga mengundang investor asing untuk masuk ke Indonesia.
Kedua, pada tahun 2027 penduduk perkotaan di kawasan Asia Pasifik, kondisinya lebih besar 400 juta jiwa. Dimana tren yang mungkin terjadi pada tahun 2021 adalah bahwa pasar e-commerce di kawasan Asia Pasifik akan mengalami pertumbuhan bisnis mencapai US$ 1,6 triliun. Seperti inilah pernyataan yang disampaikan oleh James Taylor, Head Research JLL Indonesia. Dengan prediksi tersebut, maka tidak mustahil jika pada akhirnya pasar sektor perkantoran akan menjadi salah satu sektor yang cukup banyak diminati oleh pebisnis properti Asing di Indonesia. Inilah prediksi yang juga di sampaikan oleh Handri terkait kondisi terkini bsinsi e-commerce di Indonesia.
JIka anda ingin terus mendapatkan informasi mengenai investasi di daerah, jangan lupa untuk terus mengikuti Infokonstruksi