Desain Arsitektur, Inspirasi Bangunan yang berasal dari Konsep Bangunan

0

Bicara soal bangunan apapun fungsinya dari mulai  bangunan rumah tinggal, gedung perkantoran, pusat belanja hingga kawasan  industri.  Kesemuanya memang disebut bangunan, hanya fungsinya saja yang berbeda-beda. Namun yang pasti setiap bangunan pasti memiliki inspirasi sehingga seorang konsultan bisa mendesain berdasarkan inspirasi  tersebut.

Salah satu inspirasi yang bisa menghadirkan sesuatu kesan atau nuansa yang berbeda dari sebuah bangunan adalah konsep desain arsitektur. Dimana salah satunya adalah ketika kita bicara soal bangunan rumah tinggal, maka untuk menjadikan sebuah inspirasi bangunan rumah, biasanya seorang konsultan akan mengubahnya menjadi sebuah bangunan dengan gaya desain arsitektur  yang disesuaikan dengan kebutuhan pemilik rumah yang bersangkutan.

Gaya Arsitektur menjadi solusi bagi keberadaan Desain Bangunan Rumah

Mungkin kita bertanya, kenapa gaya arsitektur menjadi sebuah solusi. Mudahnya kita jelaskan sebagai berikut. Bahwa rumah itu menggunakan energi, dimana energi bisa berasal dari alam ataupun buatan yaitu listrik. Sehingga salah satu cara  yang bisa kita lakukan dalam rangka mencari solusi dari pemanfaatan energi bagi sebuah rumah adalah dengan mengoptimalkan konsep desain atau gaya arsitektur dari rumah tersebut.

Sebenarnya, solusi dari masalah pemanfaatan energi  yang ada dalam rumah kita dapat diantisipasi sejak awal kita ingin menempati rumah tersebut. Kenapa, karena dengan kita mengantisipasi kemungkinan masalah yang akan terjadi dimasa mendatang, maka kita dapat merancang konsep desain bangunan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan.  Contoh dari aplikasi desain yang sesuai dengan kemungkinan pemecahan masalah energi dimasa depan adalah dapat dilakukan dengan dua cara :

Solusi Green Architectur sebagai cara terbaik untuk mengoptimalkan energi dalam rumah

Setelah kita mengetahui sumber masalah  pertama, yang menyebabkan kemungkinan terjadinya pemborosan energi pada rumah kita adalah dengan mencoba menerapkan konsep arsitektur yang hemat energi. Nah dengan mengedepankan konsep Green Architecture, seperti yang disampaikan oleh seorang konsultan arsitek penggiat Arsitektur Hijau Nirwono Joga adalah tepat. Karena konsep Green Architecture ini adalah, sebuah konsep pembangunan arsitektur hijau yang menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.

*Digital Process : Kahn@Pixsolution.co.nz

Desain rancang bangunnya sendiri secara nyata memperhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dengan cara pengkondisian udara dan sinar matahari  pada siang hari. Kenapa, karena pada dasarnya desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).
Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan.

Bahan baku alternatif yang digunakan pun beragam. Bahan bangunan juga mempengaruhi konsumsi energi di setiap bangunan. Karena pada dasarnya, pada saat bangunan didirikan konsumsi energi antara 5-13 persen. Sedangkan pada saat bangunan sudah berdiri, maka konsumsi energi yang dibutuhkan oleh bangunan itu adalah berkisar antara  87-95 persen.

Itulah yang pada akhirnya menjadi satu jawaban bahwa inspirasi bangunan rumah yang dilakukan dengan desain arsitektur, pada akhirnya dapat dilakukan dengan baik berkat adanya spesifikasi bangunan rumah yang bagus pula


Solusi Green Building  cara  terbaik untuk mengelola  energi dari lingkungan non rumah

Sedangkan langkah kedua setelah konsep bangunan hemat energi sudah terbentuk. Implementasi dari konsep Green Architecture adalah dengan mengembangkan apa yang dinamakan Green Building.

Berbagai material menjadi sangat menentukan dalam upaya kita untuk menciptakan sebuah bangunan  yang masuk dalam katagori Green  Building. Seperti material bangunan seperti semen, keramik baik untuk lantai ataupun dinding, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan. Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan.


Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi tekniksipil. Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik,kayu).

Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas mataharisecarasignifikan. Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk inovatif desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.

Fungsi setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan bahan lantai menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet. Merangkai lantai tidak selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil artistik. Lantai teraso (tegel) berwarna abu-abu gelap dan kuning yang terkesan sederhana dan antik dapat diekspos baik asal dikerjakan secara rapi. Kombinasi plesteran pada dinding dan lantai di beberapa tempat akan terasa unik. Teknik plesteran juga masih memberi banyak pilihan tampilan. Konsep ramah lingkungan dewasa ini juga telah merambah ke dunia sanitasi. Septic tank dengan penyaring biologis (biological filter septic tank) berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan, memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus.

Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap bangunan. Pada akhirnya di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan krisis ekonomi sekarang, cara pandang merencanakan atau merenovasi bangunan sudah harus mulai diubah. Bagaimana menghadirkan bangunan yang hemat (bahan bangunan, waktu, tenaga) yang berujung pada penghematan anggaran biaya dengan tetap menjaga kualitas dan tampilan bangunan, serta ramah lingkungan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.