Potensi Bisnis Pariwisata & Kebutuhan Refresing Masih Menarik pasca Pandemi

0

Sekalipun saat ini Indonesia masih dalam kondisi covid, tetapi yang terjadi adalah bahwa  potensi bisnis di sektor perhotelan atau hospitality akan tetap ada di tahun – tahun mendatang. Ada beberapa alasan  yang menjadi dasar kenapa  industri ini masih menarik  dimasa mendatang. Pertama jumlah penduduk Indonesia  yang saat ini berjumlah 267 juta jiwa. Indonesia sebagai sebuah  negara kepulauan, maka potensi wisata alamnya cukup menarik dan banyak pilihan. Dan kedua bahwa potensi wisata tidak akan lekang oleh waktu.

Bicara soal sektor pariwisata, yang di dalamnya ada industri hospitality ( perhotelan). Rasanya inilah salah satu sektor yang cukup siap dalam menghadapi Era  Industri 4.0. Betapa tidak, jika kita lihat kondisi yang terjadi dalam industri perhotelan maka kita akan dengan mudah melihat perubahan dan perkembangan  yang begitu terlihat dari industri tersebut. Dimana saat ini, ketika teknologi mulai menjadi pendorong peningkatan nilai bisnis maka sektor industri yang ada harus siap dengan perubahan yang ada. Seperti misalnya cara memasarkan produk tidak saja menggunakan cara konvensional tetapi juga harus mulai memasarkan produkya secara dalam konsep digital marketing  dengan memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jaringan pemasaran hotelnya.

Bagusnya kondisi dalam industri perhotelan  kedepan juga turut di amini oleh para pelaku meskipun saat ini Indonesia masih mengalami pandemi covid dan sektor perhotelan menjadi salah satu sektor yang terkena imbasnya.   Tetapi yang jelas, setelah pandemi covid ini berakhir maka  industri pasar wisatawan domestik/ komunitas lokal  sangat bagus.

Tidak bisa di pungkiri, perubahan struktur bisnis yang terjadi pada industri perhotelan memang pada akhirnya membawa dampak positif dan negatif  bagi pelaku industrinya sendiri. Ambil contoh, untuk dampak positifnya, saat ini masalah klasifikasi hotel bintang  bisa jadi tidak selalu menjadi perhatian customer. Karena dengan model pemesanan online, maka rumah tinggal-pun bisa dijadikan objek pemesanan customer pada saat mereka sedang berlibur ke suatu tempat wisata. Negatifnya adalah dengan begitu mudahnya customer melakukan pemesanan hotel atau tempat menginap lainnya secara langsung hal itu membawa dampak pada penurunan  tingkat hunian hotel di suatu lokasi wisata tertentu.

Kondisi inilah yang pada akhirnya menjadi satu pemikiran tersendiri bagi para pelaku bisnis di sektor industri perhotelan. Era Industri 4.0  yang saat ini sedang terjadi, memang perubahan yang terjadi pada iklim bisnis perhotelan di pengaruhi oleh beberapa hal seperti : terjadinya perkembangan teknologi komunikasi, munculnya generasi millennial yang pada akhirnya memiliki peran cukup signifikan dalam mempengaruhi  sebuah sektor bisnis serta terjadinya perubahan pola pikir dan sikap dari pelaku industrinya agar perubahan yang terjadi dalam industri tersebut tidak membawa dampak negatif bagi perubahan kinerja perusahaan hotelnya.

Untuk itulah, menyikapi perubahan yang begitu cepat, maka pelaku dalam industri perhotelan perlu melakukan terobosan atau  inovasi-inovasi strategis guna menyikapi kondisi yang saat ini terjadi. Manajemen hotel harus berani melakukan inovasi dengan model strategi zooming. Artinya manajemen melakukan service dengan melibatkan tidak saja service di sektor hotelnya saja tapi mencoba berkolaborasi dengan produk lain. Ini akan memberikan value lain bagi customer  sehingga semakin mudah dalam melakukan transaksi dengan  pihak hotel.

Hasil akhirnya adalah customer bisa memanfaatnya satu aplikasi yang mengandalkan teknologi.  Sebuah aplikasi yang akan memudahkan bagi customer tidak saja untuk memesan hotel secara online  tapi juga mendapatkan service lainnya seperti : service untuk mendapatkan fasilitas destinasi di sekiar hotel tempat menginap, hingga melakukan perjalanan kuliner di lokasi-lokasi yang sudah di tentukan dalam aplikasi atau sesuai dengan pilihan costumer.

Konsep produk yang memadukan beberapa komponen ini memang bisa menguntungkan dua belah pihak. Di satu sisi customer terbantu untuk membuat sebuah plan perjalanan tanpa harus menggunakan jasa konsultan pariwisata. Sedangkan bagi pihak hotelnya sendiri, mereka akan mendapatkan keuntungan karena customer  tidak saja di berikan pilihan penginapan tapi juga service  tambahan lainnya yang masih berkaitan dengan dunia perhotelan.

Itulah kondisi terkini dari bisnis di sektor perhotelan pada masa Era Industri 4.0. Dimana konsep promosi yang semula masih bersifat konvensional saat ini berubah drastis dengan hadirnya apa yang biasa di sebut sebagaia digital marketing. Sebuah konsekuensi logis yang mesti di jalankan oleh pelaku industri perhotelan agar perubahan  yang terjadi begitu cepatnya tidak menjadi bumerang bagi kinerja bisnisnya. Tapi justru menjadi supporting menarik untuk bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki team  sales dan  marketingnya.

Bagi anda  yang ingin  tahu banyak perkembangan  bisnis hotel bisa terus mengikuti artikel  yang ada di Infokonstruksi.

Leave A Reply

Your email address will not be published.