Jakabaring Sport City, Kawasan Bisnis Terpadu di Sumatera Selatan

0

Angka pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan berada di level 5,3%. Dimana angka itu berada diatas  angka pertumbuhan secara nasional. Namun sayang bagusnya potensi ekonomi yang  ada di Sumatera Selatan belum mampu dimaksimalkan untuk menggerakan roda bisnis di sektor properti.

Sekedar informasi, saat ini nilai eksport propinsi Sumatera Selatan di bulan Mei 2018/2019 mencapai USD 343,91 juta yang terdiri dari eksport migas USD26,06 juta dan USD 317,84 juta dari non migas. Importnya sendiri berada di angka USD216,97 juta yang terdiri dari import migas USD1,63 juta dan non migas USD215,34 juta pada bulan Mei 2018.

Sejatinya dengan melihat angka-angka diatas, memang terlihat bahwa Sumatera Selatan memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan bisnis dimasa kini dan mendatang. Sehingga menurut Ketua DPRD Sumsel Giri Ramanda N Kiemas, bahwa Sumsel tidak hanya butuh pertumbuhan ekonominya saja tapi butuh optimalisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Karena kondisinya, seperti disampaikan oleh Muhammad Ridwan, Independent Properti Agent dari Palembang,” Bahwa  Kota Palembang, hingga saat ini masih bergantung perkembangan bisnisnya dari sektor komoditi. Kondisi inilah yang pada akhirnya hingga memasuki semester ke-2 tahun 2018 perkembangan bisnis properti di Kota Palembang pada khususnya dan Sumatera Selatan pada umumnya masih belum berjalan maksimal.

Terlihat cukup kontradiktif memang, ketika pertumbuhan ekonomi melebihi angka pertumbuhan ekonomi nasional. Justru bisnis properti tidak mengalami pergerakan secara signifikant. Melihat  kondisi seperti ini, Wandi Keller William All Properti punya pendapat sendiri, “ Saat ini bisa di katakan Kota Palembang mengalami over supply akibat pembangunan properti yang kurang terkendali pada saat booming properti tahun 2012-2013. Hal itu terjadi, karena pada saat itu memang semua hal mendukung pertumbuhan di sektor properti. Dimana memang keadaanya pada saat itu kondisi bisnis sektoral cukup menguntungkan.  Dari sisi pelaku bisnis  pada akhirnya bergerak untuk mencari keuntungan dengan mengembangkan bisnis properti walau tanpa pengetahuan yang layak. Tidak saja pelaku bisnis dari kalangan pengusaha perkebunan, dari kalangan pebisnis lainpun seakan berlomba membangun unit-unit properti untu mereka jual atau sewakan tanpa memperhatikan apakah kondisi itu bisa merusak pasar atau tidak.

Jadi ketika saat ini terjadi kondisi properti yang stagnan, Wandi menambahkan bahwa untuk memulihkan kondisi Kota Palembang dalam bisnis properti dibutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun lagi untuk mengembalikan kondisi stabil artinya persediaan dan permintaan berada pada level yang sama.

Namun Wandi melihat, sebaiknya pemerintah justru mengambil inisiatif dengan mencari solusi terbaik dengan memanfaatkan apa yang saat ini justru tersedia di Sumatera Selatan.  Ya pengembangan bisnis yang didasarkan pada pengembangan kawasan bisnis terpadu di Kawasan Bisnis  Jakabaring Sport City. Inilah yang menurut Wandi solusi terbaik yang mesti diambil oleh pemerintah dan pebisnis dari pada mesti menunggu 2-3 tahun kedepan, baru melakukan action dalam pengembangan bisnis properti di Sumatera Selatan.

Secara lokasi, memang kawasan Jakabaring Sport City  tidak masuk dalam lingkup kawasan bisnis yang bagus untuk pengembangan bisnis properti. Dimana daerahnya masuk dalam wilayah Sebrang Ulu I&II, yang semua orang tahu bahwa daerah tersebut hanya dikenal lantaran terkait dengan kehadiran Jakabaring Sport City yang sering di gunakan untuk event berskala nasional dan internasional. Namun karena belum adanya sentuhan bisnis yang kontinyu dari Pemerintah Daerah sehingga potensi yang ada di kawasan bisnis Jakabaring Sport City belum tergali secara maksimal oleh pelaku bisnis di Sumatera Selatan.

Atas dasar itulah baik Muhammad Ridwan ataupun Wandi menyarankan agar kawasan tersebut bisa segera berkembang dan menjadi salah satu lokasi terbaik di wilayah Sumatera Selatan. Pertama Pemerintah Daerah sebaiknya memindahkan kantor-kantor pemerintah daerah ke lokasi Jakabaring Sport City. Kedua pemerintah daerah menata ulang lokasi perkantoran milik pemerintah di lokasi tersebut sehingga bisa memudahkan pelaku bisnis baik pemerintah dan swasta dalam melakukan pengurusan bisnisnya. Kedua jika hal itu dilakukan oleh pemerintah, maka ada dua dampak positif yang bisa di capai secara bersamaan. Yaitu pertumbuhan bisnis bisa berjalan lebih cepat di kawasan Jakabaring Sport City dan sudah pasti dampaknya akan berimbas pada sisi bisnis lain yang ada di sekitar kawasan.

Jangan sampai kondisi yang saat ini ada di Sumatera Selatan tidak akan pernah berubah sampai kapanpun. Yaitu bahwa Sumatera Selatan hanya bertumpu pada bisnis sektoral seperti batubara sebagai penunjang pergerakan bisnisnya. Tapi justru sebaliknya, dengan adanya kawasan bisnis baru yang ada di Jakabaring Sport City, maka Sumatera Selatan atau Palembang pada khususnya akan menjelma menjadi sebuah lokasi prospektif baru yang akan menjadi target investasi bagi para pengembang nasional.

Leave A Reply

Your email address will not be published.